Friday, August 13, 2010

BALIKPAPAN ICT-BASED ACTIVE LEARNING LINGKAGE (BALIBALING)

As an Indonesian Educator and alumnus of The US Department of State Educators Exchange Program 2006 & 2009, I have always been dreaming about promoting every single aspect of life belongs to Indonesia and United States of America to those who have not had first-hand experience on them. I am, therefore, planning to launch a virtual forum which I refer it as BALIKPAPAN ICT-BASED ACTIVE LEARNING LINGKAGE (BALIBALING) in the near time. BALIBALING is an ICT-Based education and exchange forum where teachers and students in Balikpapan can VIRTUALLY share and exchange information about cultures, customs, politics, life stiles, arts, history, education, technology as well as teaching and learning materials with other teachers and students in Amherst [http://en.wikipedia.org/wiki/Amherst_Massachusetts/ or  http://www.amherstma.gov/] , USA. In order to be able to actively participate in this forum, each member or participant has to possess good command of English and computer literacy. Thus, possessing good English communication skill is applied as one of initial requirements to be member or participant of such a forum. For this reason, I have decided to establish two supporting programs for those who are interested in joining it. The two programs are carrying out WORKSHOPS ON ICT-BASED ACTIVE LAERNING AND TEACHING (1) and conducting VIRTUAL TEACHERS & STUDENTS EXCHANGE PROGRAM (2). The establishment of BALIBALING and its two supporting programs are to be included in my collaborative post-action project which is entitled DEVELOPING AND EMPOWERING ICT-BASED ACTIVE LEARNING LINGKAGES AMONG TEACHERS-STUDENTS IN BALIKPAPAN AND TEACHERS-STUDENTS IN AMHERST, UNITED STATES OF AMERICA. The final goal of this project is that to help its participants have better learning & teaching skills using ICT and promote mutual understanding about Indonesia and United States of America among them. This project will last from November 2010 until October 2011.
 
There will be two groups of teachers-students expected to participate in this project; teachers-students reside in Balikpapan, Indonesia and those living in Amherst, USA. Through VIRTUAL TEACHERS & STUDENTS EXCHANGE PROGRAMS (VTSEP), those two groups will interactively share and discuss about particular topics ranging from cultures, customs, politics, life styles, arts, history, education, technology as well as teaching and learning materials one to another. Besides that, they will also participate in some workshops on ICT-Based Active Learning and Teaching (IBALT). This program is compulsory especially for those who have not had adequate skills in joining the VTSEP.


To reach the final goal of this project, all primary program activities are designed in order to lead each participant to study best practices of using ICT and using them for better learning and teaching while promoting self awareness about country’s heritages belong to both sides. All program activities and time frames of the project are outlined as follows;


A. NOVEMBER – DECEMBER 2010: PRELEMINARY PREPARATION

1. Proposal Finalization.

2. Making project exposures and publications.

3. Founding and declaring the foundation of BALIKPAPAN ICT-BASED ACTIVE LEARNING LINGKAGE (BALIBALING).

4. Making preliminary contacts with teachers and students in Amherst, USA.

5. Proposing the project to the US Department of State for program financing support.


B. JANUARY-FEBRUARY 2011: WORKSHOPS ON ICT-BASED ACTIVE LEARNING AND TEACHING.

1. BASIC PROGRAM: Using Word processing, Spread Sheet, Internet and Electronic Mails [E-mails].

2. INTERMEDIATE PROGRAM: Using Power Point, Front Page, Intranet [LAN], E-mailing Group and Weblog.

3. ADVANCED PROGRAM: Using Pinnacle, Photoshop and making simple website to design and publish on and off-line learning and teaching materials.


C. MARCH-SEPTEMBER 2010: CONDUCTING VIRTUAL TEACHERS & STUDENTS EXCHANGE PROGRAM (VTSEP).

1. Preliminary Activities:

• Making further contacts with American teachers and students both individually and organizationally.

• Setting up an agreement of collaboration to establish and empower VTSEP.


2. Main Activities:

• Introduction: Sharing pictures of exchange program participants, school activities, cultural events and interesting objects.

• Cross Culture Understanding: Exchanging Cultural values, customs and life styles of people living in both countries; Indonesia and America.

• Discussing about American and Indonesian education systems in general.

• Discussing about schooling systems; facilities, teachers, students, curriculum, school regulations, dressing codes, tuition fee, examinations, extracurricular activities, parents’ involvement in school funding, teachers’ salary, teachers’ associations or federations, students’ union, etc.

• Sharing ideas about general issues commonly discussed by people in both country; Indonesia and America, and

• Other Free-Topic Discussions.


C. OCTOBER 2010: PROJECT EVALUATION

1. Surveying project outcomes, and

2. Asking for Feedbacks from participants for project improvement.


At present I am still working on completing proposal [guidelines] of the project. If any of you find it interesting and have ideas to make it better, please feel free to write me back. Your ideas are highly appreciated. For Staff Member of Civic Initiative, would you please do me a favor to let teachers and students in Amherst and around know this project ? I’ve also made initial contacts through emails and let American teachers, students and interested parties we have worked with in the Civic Initiative program know about it.


Any ideas and comments shall be addressed to www.civicinitiative.blogspot.com. If anybody has not had access or think it’s not a good idea to sent them to the link, please feel free to do so to the following email addresses; syamsul_etc@yahoo.com or szarnuji@yahoo.com. Thank you for your help and kind attention. I’m looking forward to hearing from and working with you soon !


Regards,






Syamsul Aematis Zarnuji

The 2006 & 2009 US Department of State Program Alumnus.


Office :
SMK Negeri 1 Balikpapan, Jl. Marsma R. Iswahyudi No. 1 Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia 76115


Telephone : +62 542 761 941


Facsimile : +62 542 761 985


E-mail : pubaffairs.smkn1bpn@yahoo.com

Website : http://www.smkn1-bpn.sch.id/


MENGAPA GURU SWASTA MAU MENJADI GURU PNS ?

'PEMERINTAH OGAH ANGKAT GURU SWASTA MENJADI PNS'. Begitulah bunyi judul sebuah posting di salah satu milis yang saya ikuti yang di forward dari http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=69540\

Saya tidak begitu tertarik menanyakan mengapa pemerintah ogah mengangkat guru swasta menjadi guru PNS, sebaliknya, saya begitu penasaran ingin mengetahui alasannya mengapa kawan-kawan guru swasta tersebut ingin menjadi guru PNS. Sejauh yang saya amati dan pelajari dari berbagai diskusi dengan mereka [minimal di lingkungan terdekat saya], mereka ingin bahkan telah memutuskan untuk 'berubah haluan' karena sebuah alasan klasik yang tidak lepas dari urusan 'piring' 'mulut' dan 'perut'. Mereka selalu saja mengatakan "saya tidak memiliki jaminan kesejahteraan apapun untuk bertahan di sekolah ini" ketika ditanya mengapa anda ingin atau memutuskan 'mengubah haluan' menjadi guru PNS. Bahkan salah seorang teman saya yang istrinya pernah menjadi salah satu tim kerja saya di sebuah sekolah swasta di kota Balikpapan rela meninggalkan posisinya sebagai guru swasta di salah satu SMK 'favorit' di Balikpapan untuk kemudian beralih menjadi guru PNS SD di sebuah desa terpencil di Kaltim. Tidak hanya yang bersangkutan, ternyata hampir separo dari guru-guru yang mengajar di SMK 'favorit' tersebut disekitar tahun 2002-2003-an telah 'berimigrasi' menjadi guru PNS di beberapa daerah pemekaran yang cukup terpencil dengan akses tranportasi terbatas di Kaltim. Untuk sekedar mendapat jaminan kesejahteraan yang mereka impikan tersebut, sebagian dari mereka mengaku rela meninggalkan anak istrinya di Balikpapan dan memilih untuk berdomisili di dua tempat secara bergantian. Testimoni ini mencuat ke permukaan ketika pada suatu ketika kami melaksanakan kegiatan Reuni Guru dan Siswa beberapa waktu yang lalu.
Apa yang telah dilakukan kawan-kawan guru swasta ini mungkin saja di alami oleh guru-guru swasta lainnya di daerah lain. Mereka memutuskan untuk 'hijrah' atau setidaknya berkeinginan untuk 'hijrah' dari status pekerjaan lamanya sebagai guru swasta menjadu guru PNS karena sekolah swasta dimana mereka bekerja tidak mampu, bahkan lebih kejam lagi, TIDAK MAU menjamin kesejahteraan hidup guru-gurunya. Saya menulis kata 'TIDAK MAU' dengan huruf besar supaya para pengelola sekolah swasta yang sejatinya mampu memberikan jaminan kesejahteraan bagi guru-gurunya dapat melihat kenyataan serta tergerak hatinya untuk berbenah dan beritrospeksi bahwa apa yang diperoleh dari sekolah yang dikelolanya merupakan buah dari apa yang telah dilakukan oleh guru-gurunya. Para pengelola sekolah swasta yang diberi kewenangan untuk menghimpun berbagai sumberdaya dari berbagai asal; pemerintah, masyarakat dan siapa saja yang dengan sendirinya memberikan mereka ruang gerak yang lebih luas dan leluasa untuk mengelola sumberdaya tersebut bagi kesejahteraan gurunya harus mau mengubah cara pandangnya dengan menempatkan guru-gurunya sebagai pilar utama penopang kegiatan pengelolaan sekolah yang dilaksanakannya, bukan sebagai wahana apalagi 'obyek perahan' dari sebuah keserakahan. Dengan demikian mereka layak mendapatkan jaminan kesejahteraan yang memadai atas peran yang dimainkannya tersebut.

Jadi kalau pemerintah enggan mengangkat kawan-kawan guru swasta menjadi guru PNS, seharusnya hal ini bisa menjadi bahan introspeksi para pengelola sekolah swasta dengan cara bertanya pada diri mereka mengapa kawan-kawan guru swasta tersebut berkehendak meninggalkan mereka. Sudahkah mereka memberi jaminan kesejahteraan kepadanya dan keluarga yang menjadi tanggungannya ? Semoga !


Salam Pendidikan,



Syamsul Aematis Zarnuji

PUASA, IMAN DAN TAKWA : SEBUAH PENGANTAR


Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Bismillahirrahmanirrahiim.

Alhamdulillahirabbil’alamiin. Wassalatuwassalatuwassalamu’alaa asyrafilambyaa iwalmursalin. Wa’ala alihi wasahbihi ajma’in. Ammaba’du.


Para Pembaca Rahimakumullah,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kenikmatan berupa umur panjang, kenikmatan sehat dan keteguhan iman yang membuat kita masih mampu menjalankan ibadah puasa di hari ketiga ini. Shalawat dan salam juga kita khaturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, para sahabat serta pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.


Tidak terasa kita telah melampaui 3 (tiga) hari ibadah puasa di bulan Ramadhan 1431 H ini. Demikian juga, seringkali kita tidak merasa bahwa apa yang telah kita jalani dalam tiga hari ini adalah sebuah ritual yang sangat istimewa karena sifatnya yang rutin. Ibadah ini kita jalankan dari tahun ke tahun yang membuat kita terkadang lupa atau bahkan tidak tahu ‘rahasia’ Allah dibalik itu semua. Untuk itu, perkenankanlah kami mulai saat ini hingga akhir Ramadhan nanti, untuk berbagi ilmu tentang ‘rahasia’ dibalik ibadah shaum ini. Untuk kultum hari ketiga Ramadhan 1431 H ini, ijinkanlah kami menyampaikan sebuah kajian yang sangat mendasar dan menjadi fondasi dalam menjalankan ibadah shaum dengan judul PUASA, IMAN dan TAKWA sebagai sebuah pengantar untuk menjamah lebih jauh ‘rahasia’ Allah dibalik ibadah yang sangat istimewa ini.


Memahami ibadah saum tentu tak ubahnya memahami ilmu-ilmu keduniaan yang sering kita lalui dalam keseharian kita. Jika kita ingin mengetahui tentang ilmu perawatan kendaraan Toyota misalnya, tentu kita harus membuka dan membaca buku manual yang dikeluarkan oleh pabrik Toyota. Demikian juga halnya dengan ibadah shaum. Jika kita ingin mengetahui segala hal tentang puasa, buka dan bacalah ‘buku’ yang dikeluarkan oleh sang pemberi perintah sekaligus konseptor ibadah puasa tersebut yakni Al-Qur’anulkariim. Apa yang dikatakan Al-Qur’an tentang fondasi pelaksanaan ibadah pauasa ini ? Tanpa kami membacanya, insya-Allah para jemaah sekalian sudah tahu karena ayat ini sangat sering diucapkan dalam mimbar seperti ini walaupun tidak banyak yang terpanggil untuk mengkaji lebih dalam pesan-pesan yang terkandung dalam ayat tersebut. Untuk sebuah penegasan, ijinkanlah kami membacanya kembali.


A’udzubillahiminasyaitaanirrajiim. Bismillahirrahmaanirrohiim ...



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S. Alabaqarah Ayat 183)- dikutip dari Tafsir Ibu Katsir dalam : http://superpedia.rumahilmuindonesia.net/index.php?title=Tafsir_Ibnu_Katsir_Surah_Al_Baqarah_ayat_183


Pelajaran apa yang bisa kita petik dari Surah Al-Baqarah Ayat 183 tersebut ? Apabila kita perhatikan satu persatu maknanya, sesungguhnya ayat tersebut mengandung minimal 4 (empat) hal atau pesan yang perlu difahami secara mendalam sebagai landasan untuk memahi ‘rahasia’ Allah dibalik ibadah shaum ini, yakni; 1) ALLAH sebagai PEMBERI PESAN atau PERINTAH untuk berpuasa; 2) PUASA sebagai OBYEK dari pesan tersebut; 3) BERIMAN sebagai karakteristik PENERIMA pesan; 4) BERTAKWA sebagai TUJUAN atau HASIL yang diharapkan setelah menjalankan pesan tersebut. Dengan demikian, makna yang bisa dirangkum dari ayat tersebut adalah bahwa ALLAH telah memerintahkan ORANG-ORANG yang BERIMAN untuk menjalankan ibadah PUASA agar mereka BERTAKWA.


Memperhatikan keempat hal atau pesan dalam Surah Al-Baqarah Ayat 183 tersebut, sungguh tak terbantahkan bahwa Allah Wazajallah telah meletakkan ibadah puasa ini dalam posisi yang sangat istimewa diantara ibadah-ibadah atau ritual-ritual lainnya. Coba perhatikan dari salah satu aspek saja yaitu siapa yang memerintah dan siapa yang diperintah untuk melaksanakan ibadah puasa ini. Jawabnya, Allah sendiri yang langsung memberi perintah. Dalam konteks ini, Allah tidak mengutus rasulnya untuk menyampaikan perintah ini kepada semua manusia. Allah tidak mengatakan ‘yaa..aiyyuhannaas’ tetapi ‘ya.. aiyyuhalladzi na’amanu’. Allah tidak memerintah manusia atau orang sembarangan di muka bumi ini melainkan orang-orang yang beriman untuk menjalankan ibadah shaum ini. Sungguh luar biasa ! Yang memberi perintah adalah Zat Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan langit dan bumi ini serta isinya, Zat Yang Maha Besar yang tidak akan pernah tertandingi oleh kebesaran siapapun di dunia ini, sementara yang mendapat perintah atau panggilan adalah orang-orang yang terpilih, orang-orang yang memiliki keistimewaan berupa iman yang melekat dalam dirinya. Sulit digambarkan betapa istimewanya panggilan itu. Seorang siswa dipanggil oleh kepala sekolah atau kepala sekolah dipanggil oleh kepala dinas saja untuk sebuah urusan kebaikan, tentu hal tersebut sudah menjadi sebuah prestasi yang hebat dan rasanya tak mungkin untuk menolaknya. Apalagi pangilan ini datang dari Allah Wazajallah, yang kebesarannya tak tertandingi. Sungguh menjadi sesuatu yang amat istimewa dan luar biasa.


IMAN & TAKWA


Setelah memahami bahwa perintah shaum itu ditujukan bagi orang-orang yang istimewa, orang-orang yang terpilih karena keimanan yang melekat dalam dirinya, patut kiranya kita bertanya, apakah kita ini masuk dalam golongan orang-orang yang beriman ? Untuk menjawabnya tentu kita harus mengetahui terlebih dahulu apakah iman itu dan seperti apakah ciri-ciri orang yang beriman ?


Dalam Kitab At Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al ‘Aali, hal. 9 yang kami kutif dari Kolom Dakwah Tauhid versi online di http://abu0mushlih.wordpress.com/2008/12/28/definisi-iman/, iman itu dimaknai sebagai pembenaran hati, pengakuan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota badan atas segala aturan, perintah dan ajaran yang diturunkan oleh Allah SWT atau dibawa oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dengan demikian, seseorang dapat dikatakan beriman manakala ia meyakini kebenaran segala aturan, perintah dan ajaran yang diturunkan oleh Allah SWT atau dibawa oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW lalu mengikrarkan secara lisan dan melaksanakannya. Bentuk pengejawantahan ikrar lisan ini berupa ucapan dua kalimat syahadat ‘asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah’. Sedangkan bentuk pengejawantahan dengan anggota badan berupa kegiatan melakukan ibadah-ibadah yang diperintahkanNya serta menjauhi laranganNya. Jadi dalam bahasa yang sederhan seseorang dikatakan beriman ketika ia mampu mengejewantahkan ketiga kriteria tersebut; 1) meyakini kebenaran ajaran Allah dan Rasulnya; 2) mengikrarkan keyakinannya atas hal tersebut; dan 3) menjalankan apa yang diyakininya itu.


Selain beriman sebagai sebuah karakteristik orang yang menerima perintah shaum dari Allah SWT yang kemudian membuat eksistensi ibadah puasa ini menjadi berbeda dan diistimewakan diantara ibadah-ibadah lainnya, pelaksanaan ibadah puasa dimaksudkan untuk menumbuhkan, bahkan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Orang-orang yang beriman diperintahkan untuk menjalankan ibadah shaum ini dengan tujuan agar mereka bertakwa. Lalu apakah takwa itu ? Bagaimana ciri-ciri orang yang bertakwa ?


Baik Imam An-Nawawi, Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani maupun Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya yang kami kutif dalam sebuah situs on-line: http://blog.re.or.id/takwa-2.htm, memaknai takwa sebagai sebuah sikap dan tindakan yang mencerminkan ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah SWT. Seseorang yang bertakwa akan terlihat dari sikap dan tingkah lakunya yang selalu menjalankan apa saja yang diperintahkan dan meninggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah SWT. Berdasarkan uraian ini, dapat disimpulkan bahwa karakteristik seseorang yang bertakwa sejatinya dimiliki juga oleh seseorang yang beriman karena pada dasarnya takwa tersebut merupakan buah dari keimanan yang dimiliki oleh seseorang. Dengan ibadah puasa, sebagaimana tersurat dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 183, seseorang yang telah memiliki keimanan kepada Allah SWT dan RasulNya diharapkan mampu menjadi seorang hamba yang bertakwa yaitu hamba yang selalu menjalankan segala perintahNya dan meninggalkan apapun yang dilarangNya. Dengan ibadah puasa yang telah kita jalankan selama 3 (tiga) hari ini dapat menjadi pemantik berkobarnya api ketakwaan dalam diri kita dan insyaAllah kita semua akan dimasukkan ke dalam orang-orang yang bertakwa. Amien Ya. Rabbal’alamien.


Demikianlah yang bisa kami sampaikan pada kesempatan yang mulia ini. Semoga dengan pemahaman yang lebih dalam tentang ibadah puasa ini, kita bisa menjadkannya sebagai landasan untuk menggali dan mengetahui ‘rahasia’ Allah dibalik perintah ibadah tersebut. Tentu yang lebih penting lagi kami berharap hal ini bisa menjadi motivasi bagi kita semua untuk melaksanakan ibadah puasa sebaik-baiknya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan tuntunan Rasulullah Muhammad SAW. Bila dalam penyampaian kami ini terdapat kesalahan atau kehilafan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.




Balikpapan, 3 Ramadhan 1431 H/13 Agustus 2010 M

Penulis/Penceramah,



Syamsul A’immatiz Zarnuji